Mangupura, todaysSpill.com
Tradisi unik dan menarik rutin digelar Labda Pacingkreman Desa (LPD) Desa Adat Kedonganan, Kuta, Badung.
Kegiatan ini berisi bagi-bagi daging ke krama dan nasabah LPD yang dilaksanakan setiap menjelang Hari Raya Galungan.
Seperti halnya dalam acara yang sudah memasuki kalender kegiatan yang ke 22 kalinya, Senin (21/4/2025) pagi.
Krama tampak menyambut antusias momen yang ditunggu-tunggu ini.
Sebanyak 4.326 paket daging diserahkan ke krama yang juga nasabah LPD dalam Mepatung kali ini. Terdiri dari 8,6 ton daging babi dan 4,3 ton daging ayam. Setiap krama mendapatkan masing-masing 3 kg daging, yakni 2 kg daging babi dan 1 kg daging ayam dengan total mencapai 25 ribu orang.
Menariknya tidak hanga daging, krama juga mendapatkan uang untuk membeli bumbu, sehingga tradisi mepatung ini menjadi lengkap.
Penyerahan daging ini secara simbolis dilakukan Bendesa Adat Kedonganan, Wayan Sutarja bersama Ketua LPD Kedonganan, AA Ngurah Wisnu Putra.
Dalam kesempatan yang sama, LPD Kedonganan juga meluncurkan program Krura II. Berupa kredit perumahan untuk krama adat tahap II. Dimana sebelumnya, program Krura tahap I berlokasi di Desa Adat Ungasan. Sedangkan tahap II ini berlokasi di wilayah Desa Adat Kedonganan.
Ketua LPD Kedonganan, AA Ngurah Windu Putra memaparkan, tradisi Mepatung Ulam Bawi ini sudah memasuki pelaksanaan yang ke 22 kalinya. Dimana program ini dilaksanakan pertama kalinya pada 11 tahun yang lalu.Melalui program ini pihaknya di LPD Kedonganan berharap tradisi mepatung ini bisa terus lestari dalam upaya mengajegkan Adat dan Budaya Bali.
Para penerima daging ini adalah warga ngarep yang memiliki saldo mengendap di LPD Kedonganan sebesar Rp.200 ribu dan krama tamiu yang juga memiliki uang mengendap sebesar Rp 10 juta. Total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini mencapai 1 Miliar lebih.
“Jumlah ini meningkat dari sebelumnya dan berbanding lurus dengan peningkatan LPD,” ucapnya sembari mengungkapkan, LPD Kedonganan pada tahun buku 2024 memiliki aset Rp 650 Miliar dengan jumlah nasabah memcapai sekitar 25 ribu.

Antusias: Krama Kedonganan tampak sangat antusias menyambut kegiatan Mepatung Ulam Bawi yang kembali diilaksanakan LPD Kedonganan ke 22 kalinya.
LPD Kedonganan juga baru saja dinlai oleh akuntan publik dengan hasil penilaian sangat sehat.
Sedangkan terkait laba atau keuntungan yang diperoleh LPD Kedonganan pada tahun buku 2024 sebesar Rp 6,9 Miliar
Program ini bisa berjalan, kata dia berkat dukungan dan kerjasama semua pihak.
Baik Prajuru , Pengurus LPD maupun krama yang menjadi nasabah LPD.
Semua stakehokder ini berjalan dengan baik, karena dalam aturan di desa adat khususnya terkait LPD ada yang namanya “perarem Penyacah”. Dalem perarem ini sudah diatur terkait tugas masing-masing stakeholder tersebut. Seperti Bendesa Adat selaku Pengrajed ring LPD, Kelian sebagai pembina di LPD yang membina pengurus LPD dan krama itu sendiri. Selain itu juga ada utusan dari masing-masing banjar sebagai pengawas yang mengawasi bagaimana jalannya LPD dengan baik. “Selain itu secara informal pihaknya juga sering berdiskusi dengan Jro Bendesa dan para Kelian untuk mendapat masukan-masukan bagaimana agar pengelolaan LPD ini berjalan dengan baik.
“Jadi tidak selalu formal, dalam informal pun kami sering berdiskusi saat ngayah sehingga hubungan di desa adat selalu raket rumaket,” ujar Agung Wisnu Putra.
Sementara itu, Bendesa Adat Kedonganan, Wayan Sutarja menegaskan Prajuru Desa Adat Kedonganan senantiasa mensuport berbagai kegiatan yang dilaksanakan LPD Kedonganan dalam upaya mensejahterakan krama. Saat ini di Desa Adat sudah ada perarem tentang LPD. Dengan tujuan mempererat dan mempersatukan krama salah satunya melalui Mepatung Ulam Bawi yang sudah dilaksanakan ke 22 kali tersebut. Pihaknya bersama-sama krama tiada henti terus membentengi LPD Kedonganan ini agar bertumbuh dengan baik. Dengan terus mendukung kegiatan apapun yang bisa ditingkatkan sehingga LPD Kedonganan ini tetap ajeg dan semakin maju. TS-01