Mangupura, todaysSpill.com
Ratusan wisatawan bersama masyarakat memadati areal Catus Pata Desa Adat Bualu, Jumat (28/3/2025) sejak sore.
Mereka menyambut antusias parade ogoh-ogoh serangkaian Dresta Lango XIX yang digelar Desa Adat dan Sabha Yowana Desa Adat Bualu.
Puluhan ogoh-ogoh baik utama maupun penggembira memriahkan momen yang ditunggu-tunggu wisatawan dan masyarakat ini.
Untuk memfasilitasi wisatawan yang membludak, panitia dari Sabha Yowana juga menyiapkan panggung khusus bagi wisatawan agar bisa menonton dengan nyaman.
Parade yang diisi dengan atraksi dan fragmen tari ini dubuka oleh Bendesa Adat Bualu, Wayan Mudita dengan pemukulan kentongan atau Kulkul.
Hadir dalam acara ini mendampingi Bendesa Adat, Sekcam Kuta Selatan, Manager The Nusa Dua, Lurah Benoa, Kapolsek Kutsel serta LPM Benoa serta tokoh lainnya.
Bendesa Adat Bualu, Wayan Mudita memaparkan, pawai ogoh-ogoh ini merupakan rangkaian dari Dresta Lango dan Dharma Santi XIX yang dilaksanakan di Desa Adat Bualu.
Sebelumnya yakni hari minggu juga sudah dilaksanakan gotong royong krama Desa Adat Bualu yang juga diikuti krama tamiu, perusahan dan manajemen hotel yang ada di wewidangan Desa Adat Bualu. Dimana secara bersama sama turun ke jalan membersihkan wewidangan yang ada di Desa Adat Bualu. Selain itu, pihaknya di Desa Adat Bualu juga melaksanakan tawur kesanga Melasti ke segara. Selanjutnya Ida Betara “Jenek” selama 2 hari di Pura Desa Desa Adat Bualu dan dilaksanakan kegiatan Pujawali.
“Sedangkan pada hari ini kami melaksanakan parade ogoh-ogoh yang dikuti 8 banjar adat dan 4 banjar dinas atau perumahan yang ada di kawadan Desa Adat Bualu,” paparnya.

Selain yang utama juga ada ogoh-ogoh penggembira yang dibuat oleh anak-anak lainnya untuk memeriahkan pawai ogoh-ogoh tersebut.
Setelah Sipeng atu Nyepi di Ngembak Geni, sambung dia, Desa Adat Bualu menggelar Dharma Santi. Dharma santi itu sendiri bermakna Desa Adat Bualu melaporkan ke Krama Desa Adat Bualu tentang tatanan tugas Desa Adat Bualu selama setahun yakni pada tahun 2024.
Mudita mengaku bersyukur selama ini semua berjalan dengan lancar dan keamanan serta kenyamanan selalu terjaga.
Terkait kehadiran wisatawan, Mudita mengungkapkan kehadiran wisatawan yang menonton parade ini memang difasilitasi khusus dengan tribun yang sudah disiapkan. Di samping juga ada yang berbaur bersama masyarakat. Mereka diharapkan nantinya bisa bercerita di negara mereka tentang parade sehingga semakin banyak wisatawan yang datang ke Bali dan berimplikasi terhadap meningkatnya sektor pariwisata.
Karena dengan semakin baiknya pariwisata akan berdampak pada wilayah Desa Adat Bualu dan Bali secara umum bahkan Indonesia secara luas.
Dalam acara yang difasilitasi Sabha Yowana ini lanjut dia ada sekitar 300 wisatawan yang hadir menyaksikan parade tersebut. Wisatawan ini sebagain besar menginap di kawasan ITDC The Nusa Dua.
Sementara itu Ketua Sabha Yowana Desa Adat Pecatu Saha Priyatna memaparkan, tema yang diusung dala kegiatan yang dirangkai Dhrama Santi Nyepi ini adalah “Kalangwan Ingpranapatya” yang artinya kenikmatan atas sebuah kreatifitas. Dia berharap ke depan Sabha Yowana semakin solid dan terus berkreativitas dalam mendukung pembangunan di Desa Adat Bualu. Terutama dalam upaya pelestarian adat dan budaya.
Kesiapan Dreta Lango yang dilakukan Sabha Yowana bersama Desa Adat Bualu ini memang mendapat apresiasi banyak kalangan. Terutama wisatawan mancanegara yang memadati catus pata Desa Adat Bualu yang menjadi lokasi pementasan parade ogoh-ogoh yang dimeriahkan dengan fragmen tari tersebut.
Ratusan wisatawan yang rata-rata tinggal di hotel kawasan Nusa Dua ini tampak nyaman menyaksikan pertunjukan yang dibawakan masing-masing banjar Se-Desa Adat Bualu dari panggung yang sudah disiapkan dengan apik oleh panitia.dari Sabha Yowana.
Antusiasme masyarakat yang menyaksikan acara ini terpantau dari membludaknya penonton di sepanjang jalan yang dilalui parade ogoh-ogoh. Bahkan hingga ke perempatan Siligita Nusa Dua. TS-01
