Home Pariwisata Puspa Negara: Segera Rumuskan Regulasinya
Pariwisata

Puspa Negara: Segera Rumuskan Regulasinya

Respon Pembentukan Tim Terpadu Pengawasan  Rumah Kos

Share
Foto:Ist. I Wayan Puspa Negara
Foto:Ist. I Wayan Puspa Negara
Share

Mangupura, todaysSpill.com
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Badung, Wayan Puspa Negara menilai rencana Pemkab Badung membentuk  tim terpadu pengawasan dan pengendalian /pengelolaan rumah kos, villa prbadi dan sejenisnya sebagai sebuah langkah positif.
Termasuk rencana pembentukan tim Optimalisasi pendapatan pajak daerah oleh Pemkab Badung.

Baca Juga:  912 Petugas Disiagakan di Bandara Ngurah Rai

Tokoh Masyarakat Legian, Kuta ini mengungkapkan belakangan ini, para pelaku akomodasi wisata formal (Hotel, Resort hotel ,&  City hotel.) serta Asosiasi PHRI mengeluhkan sepinya tingkat hunian akomodaai formal yang cenderung rendah atau sepi.
Di sisi lain, tingkat kunjungan wisman ke Bali cenderung masih stabil.
Politisi senior ini mengungkapkan, dari data di Bandara Ngurah Rai menyatakan, secara target jumlah penumpang domestik memang menurun atau tidak tercapai.
Kondisi ini terlihat dari kunjungan dari bulan Januari, Februari, dan Maret 2025 atau selama tiga bulan, yang jumlah penumpang domestik itu minus 10 persen. Berbeda dengan kedatangan wisatawan internasional justru naik 10 persen dibanding tahun 2024.
Sementara itu, target pemerintah provinsi Bali sendiri jumlah kunjungan wisman tahun 2025 sebanyak 6,5 jt. Target ini naik dari  capaian tahun 2024 yakni 6,3 jt.

Baca Juga:  Satpol PP and Satlinmas Anniversary Commemoration Badung Regent Participates in Beach Clean-Up at Kedonganan Beach

Berkaca pada data tersebut menunjukkan  ternyata kunjungan wisatawan masih stabil. Sayangnya tingkat hunian kamar hotel tidak berbanding lurus. Maka muncul pertanyaan para Wisman itu realnya tinggal dimana.
Pemerintah Badung sendiri mensinyalir mereka kebanyakan tinggal di Kos-kosan. Karena itu ada rencana  akan dibentuk tim pengawasan & penanggulangan pembangunan/pengelolaan rumah kos.
Meski demikian dia mencoba memberikan analisa empirik bahwa wisatawan ternyata tidak hanya tinggal di kos kosan. Akan tetapi tersebar juga di Villa Pribadi,  di apartemen,  “town house” yang tersebar di Badung dan Denpasar.
Melihat fenomena ini, Puspa Negara menegaskan mendukung penuh upaya pemerintah Badung untuk melakulan pembentukan tim Pengawasan & pengendalian /pengelolaan rumah kos dan sejenisnya. Dihrapkannya selanjutnya dapat memperkuat upaya pendataan akomodasi yang jelas, menuju pariwisata yang berkualitas yang berdampak terciptanya optimalisasi pendapatan pajak daerah.
Diia mendesak harus segera dirumuskan regulasinya, baik berupa Peraturan Bupati maupun Peraturan daerah (Perda) sebagai payung hukum pelaksanannya.
Di sisi lain, dia tetap berharap pemerintah Badung untuk terus memperkuat Supervisi, monitoring dan evaluasi  melalui unit teknis serta menegakkan “Law Enforcement, menggencarkan patroli,  kunjungan atau visitasi  unit terkait.  Seperti pol. PP, Dinas Pariwisata dan  Dpmptsp ke zona zona destinasi.

Baca Juga:  Pariwisata Bali, Penggerak Pertumbuhan dan Tantangan yang Dihadapi

Puspa Negara juga mendorong pemerintah daerah melakukan validasi data akomodasi pariwisata dan sarana prasarana kepariwisataan bekerja sama dengan Puslitbang Universitas Udayana dan lainya dengan menerjunkan Surveyor ke seluruh wilayah Badung.
“Selain itu juga saya medorong pemerintah
melakukan sensus Pariwisata yang komprehensif di Badung untuk mendapatkan Data presisi tentang pariwisata,” sarannya.
Sebab hanya dengan data yang baik atau valid dinas terkait akan bisa merencanakan,  melaksanakan dan mengevaluasi pembangunan secara efectif dan produktif. “Oleh karena itu dalam tim terpadu juga harus dilibatkan badan statistik, dan lembaga pendidikan tinggi,” imbuhnya.
Di sisi lain,.menjamurnya kos kosan  yang diminati para wisman, menunjukkan adanya perkembangan keadaan yang dimanfaakan oleh wisman melalui medsos.
“Tentu ini adalah bagian dari kelemahan kita di tingkat supervisi, monitoring dan evaluasi harus dibenahi pula. Artinya kini ada trend wisatawan memilih Akomodasi sektor non formal  dibanding akomodasi formal (hotel, resort, villa, condotel) akomodasi nonformal itu salah satunya adalah kos kosan, villa pribadi, town house hingga Rumah tinggal pribadi,” paparnya.
Sebab mereka rasakan lebih murah, mudah dan nyaman.
“Dampaknya kualitas pariwisata kita terlihat terdegradasi dan murahan,” unarnya.

Baca Juga:  Pembangunan Infrastruktur Gas Alam di The Nusa Dua Rampung

Dia menegaskan hal ini tidak boleh dibiarkan, dan harus segera dilakukan langkah menggeser kembali pemanfaatan dari  akomodasi non formal menuju akomodasi formal sesuai ketentuan yang berlaku. TS-02

Share

Don't Miss

Seru, Siat Yeh di Bawah Guyuran Hujan

Mangupura, todaysSpill.com Tradisi Siat Yeh atau perang Air, yang digelar warga Banjar Teba, Jimbaran, Kuta Selatan (Kutsel), Minggu (30/3/2025) berjalan lancar dan seru....

Meski Gerimis, Parade Ogoh-Ggoh di Desa Kutuh Berjalan Meriah

Mangupura, todaysSpill.com Parade Ogoh-Ogoh yang dilaksanakan di Desa Kutuh, Jumat (28/3/2025) malam berjalan sangat meriah. Hebatnya lagi meski hujan gerimis tidak mengurangi semangat...

Related Articles

International Golo Mori Jass 2025 Buktikan Ada “Surga” di Timur Indoneia

Jakarta, todaysSpill.com “Ternyata ada di dunia nyata apa yang kami gambarkan dari...

1.080,6 kilogram Sampah Terkumpul dalam Gerakan Wisata Bersih di Labuan Bajo

Manggarai Barat,todaysSpill.com Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan PT...

ITDC Perkuat Komitmen Pembangunan Berkelanjutan di NTT

The Golo Mori, todaysSpill.com Dalam sebuah pengembangan destinasi pariwisata, pembangunan SDM dan...

Pertamina Mandalika International Circuit Siap Sambut GT World Challenge Asia 2025

Mandalika, todaysSpill.com Pertamina Mandalika International Circuit siap menyambut gelaran GT World Challenge...